Pages

Saturday, November 25, 2017

Organ Tumbuhan: Akar

a. Jaringan penyusun akar
Akar tumbuhan tersusun oleh beberapa jaringan, yaitu:

  • Epidermis: terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga mudah ditembus air, memiliki rambut-rambut akar yang berfungsi memperluas bidang penyergapan.
  • Korteks: terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis. Dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.
  • Endodermis: berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalamai penebalan gabus yang dinamakan pita kaspari. Endodermis berfungsi mengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat.
  • Stele (silinder pusat): bagian terdalam dari akar. Stele terdiri atas:
  1. Perisikel/perikambium, berfungsi membentuk cabang akar dan berperan dalam pertumbuhan sekunder.
  2. Berkas pengangkut, terdiri atas xilem dan floem.
  3. Empulur, terletak di bagian paling dalam atau di antara berkas pengangkut
Ada perbedaan antara struktur akar tumbuhan dikotil dan monokotil, seperti terlihat pada gambar berikut.

Xilem dan floem pada tumbuhan Dikotil tersusun radial atau membentuk jari-jari. Xilem berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilingi xilem. Di antara xilem dan floem terdapat kambium. Aktivitas kambiumm ke arah luar membentuk unsur kulit dan ke arah dalam membentuk unsur kayu.

b. Fungsi akar
  • Menyergap air dan garam-garam mineral.
  • Memperkokoh tegaknya tanaman.
  • Penyimpan cadangan makanan.
  • Pada tanaman tertentu, akar berperan untuk pernapasan (tanaman bakau).
  • Alat perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tertentu.


Friday, November 24, 2017

Bagian-bagian Jaringan Tumbuhan

A. Jaringan Meristem
Jaringan meristm merupakan jaringan yang masih akif membelah dan belum mengalami difernsiasi. Menurut asalnya, meristem dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  • Meristem Primer: jaringan muda yang berasal dari perkembangan sel-sel embrionik. Contoh: ujung batang, ujung akar
  • Meristem Sekunder: jaringan yang berasal dari jaringan dewasa, yaitu kambium dan kambium gabus. Kambium berfungsi untuk pelebaran batang, terbentuknya lingkaran tahun, serta membentuk kambium gabus (felogen).
Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  • Meristem apikal (meristem ujung): meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuhan memanjang.
  • Meristem interkalar (meristem antara): meristem yang terletak di antara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh: batang rumput-rumputan (Graminae).
  • Meristem lateral (meristem samping): meristem yang menyebabkan pertumbuhan sekunder. Meristem ini juga disebut sebagai kambium
B. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sudah berhenti membelah dan telah mengalami diferensiasi. Jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam:
  • Jaringan Epidermis: jaringan yang memiliki bentuk sel seperti balok, biasanya terdiri dari satu lapisan terletak pada lapisan paling luar, tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (guard cell) stomata. Fungsi Epidermis, yaitu untuk melindungi jaringan lainnya.
  • Jaringan Parenkim: jaringan yang mempunyai susunan sel tidak rapat, tidak selalu berkloroplas, terdiri dari sel-sel hidup, banyak vakuola, ukuran sel besar, dinding sel tipis, banyak rongga-rongga antarsel. Menurut fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi: 
  1. Parenkim fotosintesis, yatu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim bunga karang (jaringan spons).
  2. Parenkim penyimpan bahan makan
  3. Patenkim penyimpan udara.
  4. Parenkim transportasi
Menurut bentuknya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
  1. Parenkim palisade, bentuk memanjang, tegk.
  2. Parenkim bunga karang, bentuk seperti bunga karang.
  3. Parenkim bintang, bentuk seperti bintang dengan ujung saling berhubungan.
  4. Parenkim lipatan, dinding sel melipat ke dalam.
C. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  • Jaringan kolenkim: jaringan yang dindingnya mengalami penebalan dari slulosa dan pektin, terutama di bagian sudut-sudutnya. Banyak terdapat pada tumbuhan yang masih muda, yang beum berkayu, merupakan sel hidup.
  • Jatingan sklerenkim: jaringan yang sel-selnya mengalami penebalan dari lignin (zat kayu), sel-selnya sudah mati. Menurut bentuknya, sklerenkim dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. Sklereid (sel batu): Sklereid selnya mati, bentuk bulat, dan berdinding keras, sehingga tahan tekanan. Contoh: sel-sel tempurung kemari dan tempurung kelapa.
  2. Serabut-serabut sklerenkim (serat), yaitu selnya memiliki bentuk panjang, umumnya terdapat pada permukaan panjang.
D. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  • Xilem: jaringan yang disusun oleh trakeid, trakea, pemuluh xilem (pembuluh kayu), parenkim kayu, dan sklerenkim kayu (serabut kayu). Xilem berfungsi untuk mengankut air dan garam mineral dan dari dalam tanah menuju ke daun.
  • Floem: jaringan yang disusun oleh tapis, pembuluh tapis, sel parenkim kulit kayu, dan serabut kulit kayu (sel sklerenkim). Floem berfungsi untuk mengankut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh

Thursday, August 17, 2017

Aliran Energi

Aliran Energi
Aliran energi merupakan rangakaian urutan perpindahan dan bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain diawali dari sinar matahari kemudian ke produsen, ke konsumen, dan sampai ke pengurai.
a. Rantai makanan
Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari inidividu satu ke individu lain melalui proses makan dan di makan dengan urutan tertentu.
b. Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan beberapa rantai makanan yang saling berubungan.
c. Piramida ekologi
Lihat penjelasan di sini

Saturday, August 12, 2017

Penjelasan Vertebrata dan Klasifikasinya

Vertebrata merupakan hewan tingkat tinggi yang termasuk dalam filim Chordata. Chordata memiliki notokorda dan tabung korda saraf di bagian dorsal tubuh, rongga tubuh berkembang baik, dan segmentasi tubuh sudah jelas.

Vertebrata memiliki notokorda yang telah berkembang menjadi ruas-ruas tulang belakang dan otak dilindungi oleh cranium. Vertebrata terdiri dari lima kelas yaitu:
1. Pisces
- Hewan akuatik, bernapas dengan insang, dan alat gerak berupa sirip.
- Permukaan tubuh tertutup oleh sisik.
- Jantung terdiri dari dua ruang, yaitu atrium dan ventrikel.
- Bersifat ovipar, fertilasi secara eksternal.
- Suhu tubuh bersifat poikiloterm (berdarah dingin).

Pisces terdiri dari tiga kelas, yaitu:
a. Agnatha (ikan tidak berahang)
Contoh: Myxine sp. (ikan hag) dan Petromyzon sp. (ikan lamprey).
b. Chondrichthyes (ikan bertulang rawan)
Contoh: Raja sp. (pari) dan Squalus sp. (hiu)
c. Osteichthyes (ikan bertulang sejati)
Contoh: Ameirus melans (ikan lele), Sardinops coerulea (ikan sarden).

2. Amphibia
- Hewan yang dapat hidup di darat dan di air.
- Tubuh ditutupi oleh kulit yang selalu basah berlendir dan tidak bersik.
- Jantung terdiri dari tiga ruang, yaitu dua serambi dan satu bilik
- Bersifat ovipar, fertilisasi secara eksternal.
- Suhu tubuh bersifat poikloterm (berdarah dingin).
Contoh: Bufo terrestris (kodok bangkong), Megalobranchus japonicus (salamander raksasa), Rana pipiens (katak hijau).

3. Reptilia
- Permukaan tubuh tertutup oleh kulit kering berisik.
- Bernapas menggunakan paru-paru.
- Jantung memiliki empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri.
- Berkembang biak secara ovipar dan ovoviipar, fertilisasi secara internal.
- Suhu tubuh bersifat pokoleterm (berdarah dingin ).
Contoh: Chelonia mydas (penyu), Lacerta sp. (kadal), Hemydactylus turcicus (tokek), Phyton molurus (ular piton), Crocodylus sp (buaya).

4. Aves
- Permukaan tubuh tertutup bulu.
- Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik.
- Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi hawa.
- Bersifat ovipar dan fertilisasi secara internal.
- Bersifat homoiterm, yaitu menghasilkan panas secara sendiri dalam jumlah cukup.
Contoh: Cygnus sp. (angsa), Gallus sp. (ayam), Pavo cristatus (merak), Columba livia (merpati), Struthio camelus (burung unta).

5. Mammalia
- Permukaan tubuhnya tertutup oleh rambut.
- Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik.
- Memiliki glandula mammae (kelanjar susu).
- Bernapas dengan paru-paru.
- Bersifat vivipar, tetapi ada juga yang ovipar fertilisasi secara internal.
- Suhu tubuh bersifat homoiterm (berdarah panas).
Contoh: Marmota sp. (marmot), Elephant maimxus (gajah), Tapirus indica (tapir), macropus sp. (kangguru), Halicore sp. (ikan duyung), Cerpus sp. (kijang), Felis tigris (harimau).

Tuesday, July 11, 2017

Penjelasan Invertebrata Beserta Filum-filumnya

Invertebrata merupakan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Invertebrata terdiri dari delapan filum, yaitu:
1. Porifera (Hewan Berpori)
- Bentuk tubuh menyerupai vas bunga, dan memiliki rongga tubuh (spongocoel).
- Tubuh diploblastik, yaitu lapisan luar terdiri dari pinakosit dan lapisan dalam tersusun atas koanosit.
- Pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amubosit.
- Memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid.
- Reproduksi secara vegetatif dengan pembetukan tunas dan gemula, sedangkan generatif dengan pembentukan gamet.

Berdasarkan susunan kerangkanya, Porifera dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Calcarea, mempunyai rangka yang terdiri dari spikula zat kapur, hidup di air dangkal, dan memiliki koanosit besar. Contohnya Clatrina blanka dan Sycon sp.
b. Hexacinellida, rangka dari zat kersik (silika), hidup di laut dalam. Contohnya Pheronema sp. dan Euplectella sp.
c. Demospongia, tidak memiliki rangka karena tersusun dari serabut spongin. Contohnya Euspongia sp. dan Spongilla sp.

2. Coelenterata
- Memiliki rongga besar (gastrovaskuler) yang berfungsi sebagai usus dan pengedar zat makanan.
- Memiliki tentakel dan sel penyengat (nematosit).
- Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas dan polip. Polip berbentuk seperti tabung dan menempel pada dasar perairan.
- Reproduksi generatif dengan membentuk gamet pada medusa. Medusa berbentuk seperti payung dan dapat berenang bebas.

Coelenterata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
a. Hydrozoa (hewan air), bentuk tubuh dominan sebagai polip, ada yang hidup koloni dan soliter. Contohnya Hydra viridis dan Obelia geniculata
b. Scyphozoa (hewan mangkuk), bentuk tubuh dominan sebagai medusas, dan memiliki alat kelamin terpisah. Contohnya Aurelia aurita dan Chrysaora quinquechirra.
c. Anthozoa (hewan bunga), bentuk tubuh selalu polip. Contohnya Acropora sp. (karang tanduk) dan Metridium sp (mawar laut).

Peran Coelenterata bagi kehidupan
- Aurelia aurita (ubur-ubur: sebagai bahan makan dan kosmetik.
- Petrosia contegnatta: sebagai obat anti kanker.

3. Platyhelminthes (Cacing Pipih)
- Bentuk pipih, simetris bilateral, dan lunak.
- Hidup parasit, memiliki alat penhisap atau kait yang digunakan untuk menempel pada inangnya.
- Saluran pencernaan belum sempurna, karena hanya mempunyai mulut tanpa anus.
- Sistem ekskresi menggunakan sel api.
- Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan generatif dengan perkawinan silang.

Platyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
a. Turbelaria (cacing bulu getar), hidup bebas di air tawar tau tempat lembap, tidak memiliki darah sehingga bernapas secara difusi pada seluruh permukaan tubuhnya. Contohnya planaria sp.






Keterangan:
A= Terpotong alami
B= Terbelah menjadi dua bagian
C= Terbelah menjadi tiga bagian

b. Trematoda (cacing isap), hidup parasit, dan memiliki alat isap (sucker). Contohnya Fasciola hepatica (cacing hati), Paragonimus westermani, dan Clonorchis sinensis.

c. Cestoda (cacing pita), hidup parasit, memiliki alat penghisap, kulit mengandung zat kitin sehingga tidak dapat dicerna oleh enzim di usus inangnya. Contohnya Taenia saginata dan Taenia solium.
 4. Nemathelminthes (cacing gilig)
- Tubuh tertutu zat kilin (kutikula), tidak bersegmen, dan simetris bilateral.
- Saluran pencernaan sempurna
- Tidak memiliki jantung, dan peredaran darah, tetapi memiliki cairan seperti darah.
- Hidup bebas sebagai parasit
- Bereproduksi secacra kawin

Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut pada manusia), Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Wuchereria bancrofti (cacing penyebab kaki gajah).

Daur hidup cacing perut
Ascaris lumbricoides dewasa di usus manusia-> telur keluar bersama feses-> tersebar->menempel pada makanan-> termakan -> menetas menjadi larva -> menembus usus -> aliran darah -> jantung -> paru-paru -> kerongkongan -> tertelan -> usus manusia -> cacing dewas.

5. Annelida (cacing gelang)
- Tubuh beruas-ruas seperti cincin, tiap ruas diabatasi oleh sekat.
- Tubuh simetri bilateral, pencernaan sempurna, dan memiliki sistem eksresi.
- Habitat di air tawar, di darat, atau sebagai parasit pada makhluk hidup.

Contohnya: Lumbricus terrestris (cacing tanah), Eunice viridis (cacing palolo), Hirudo medicinalis (lintah).

6. Mollusca (hewan bertubuh lunak)
Moluska bertubuh lunak, dilindungi oleh zat kapur, tetapi ada juga yang tidak bercangkang. Moluska dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Plecypoda (kerang), memiliki dua keping cangkang. Cangkang terdiri dari tiga lapisan, yaitu bagian luar (periostrakum), tengah (perismatik), dan dalam (nakreas). Contoh Pinctada margaritifera (tiram mutiara), dan Chima sp.(remis).
b. Cephalopoda, memiliki 8 atau 10 tentakel di kepala. Sebagian besar cephalopoda menghasilkan cariran tinta untuk mengelabui pemangsa, dan memiliki sel-sel krmatofora untuk megubah warna tubuh. Contohnya Loligo indica (cumi), Octopus vulgaris (gurita).
c. Gastropda, berjalan menggunakan otot perut dan mengeluarkan lendir untuk mempermudahkan gerakan. Gastropoda darat bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan yang hidup di air menggunakan insang. Contohnya Achatina fulica (bekicot) dan Lymnaea javanica (siput air tawar).
d. Scaphopoda, memiliki cangkang seperti tanduk, tubuhnya dilapisi mantel dan memiliki kaki lancip yang digunakan untuk menggali lumpur. Contohnya Dentalium sp. (siput pena)
e. Amphineura, bertubuh pipih bilateral simetris dan otot kaki di ventral memanjang. Contohnya Chiton sp.

7. Arthropoda
- Tubuh beruas-ruas, terdiri dari kepala, dada, dan perut.
- Rangka luar dari zat kitin.
- Alat kelamin terpisah (diesis) dengan pembuahan internal dan perkembangan hidupnya melalui metamorfosis.

Arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu:
a. Crustacea (udang-udangan), tubuh terdiri atas kepala dan dada yang menyatu (cephalothorax), serta perut. Memiliki dua pasang antena dan lima pasang kaki. Contohnya Panulirus sp. (lobster), Pinnaeus monodon (udang eindu), dan cancer sp. (kepiting).
b. Arachnida (laba-laba), tubuh terdiri dari kepala, dada bersatu (sefalotorak) dan perut (abdomen). Memiliki kepala kecil tanpa antena dan empat pasang kaki. Bernapas menggunakan paru-paru buku. Contohnya kalajengking, laba-laba, dan kutu.
d. Insecta (serangga), permukaan tubuh tersusun dari zat kitin. Pada kepala terdapat mata tunggal (oceli), mata majemuk (faset), mulut, dan antena. Memiliki tiga pasang kaki dan sepasang atau dua pasang sayap. Contohnya Aeshna sp. (Capung), Attacus atlas (kupu-kupu), Periplaneta americana (kecoak).

8. Echinodermata (binatang berkulit duri)

- Tubuh radial simetris dan memiliki lima lengan yang tersusun radier.
- Memiliki alat gerak berupa kaki ambulakral.
- Berkembang biak secara kawin.

Echindermata terdiri dari lima kelas, yaitu:
a. Asteoridea (bintang laut)
b. Echinoidea (landak laut)
c. Holothuroidea (mentimun laut)
d. Crinoidea (lilia laut)
e. Ophiuroidea (binatang ular laut)

Thursday, February 9, 2017

Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

A. Ciri-ciri Pteridophyta
  • Memiliki akar, batang, dan daun sejati
  • Daun yang masih muda menggulung.
  • Terdapat bulatan cikelat (sorus) pada daun
  • Hidup epifit (menempel) dan ada yang hidup di tanah
  • Mengalami metagenesis, fase sporofit lebih dominan
B. Klasifikasi Pteridophyta
  • Psilophytinae (paku purba), memiliki akar berupa rhizoid, contoh: Psilotum nudum
  • Equisetinae (paku ekor kuda), memiliki rhzoma, contoh: Equisetum debile.
  • Lycopidinae (paku kawat), batang dikelilingi daun kecil dan rapat, contoh: Lycopodium clavatum.
  • Filicinae (paku sejati), memiliki batang dan daun yang jelas, contoh: Adiantum cunaetum.

Berdasarkan spora yang dihasilkan, Pteridophyta dibedakan menjadi:
  • Paku homospora (isospora), memiliki bentuk spora dan fungsi yang sama. Contohnya Lycopodium Clavatum, Psilotum nodum.
    Metagenesis paku homospora
  • Paku heterospora, memiliki spora yang ukuran dan jenisnya berbeda, yaitu mikrospora (sel kelamin jantan) dan makrospora (sel kelamin betina). Contohnya Marsilea crenata, Selaginella.
  • Paku Peralihan, memiliki spora yang ukurannya sama, tetapi jenis kelaminya berbeda. Contohnya Equisetum debile.
    Metagenesis Paku Peralihan

C. Peran Pteridophyta
  • Adiantum cunneatum (suplir), Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), dan Asplenium nidus (paku sarang burung): sebagai tanaman hias.
  • Azolla pinnata (paku air) yang bersimbiosis dengan Anabaena: sebagai pupuk nitrogen.
  • Alzophila glauca (paku tiang): sebagai bahan bangunan.
  • Marsilea crenata (semanggi): sebagai bahan makanan.
  • Lycopodium clavatum: sebagai bahan obat.
 

Tuesday, February 7, 2017

Tumbuhan tidak Berpembuluh: Lumut (Bryophyta)

Tumbuhan tidak Berpembuluh: Lumut (Bryophyta)

Tumbuhan tidak Berpembuluh: Lumut (Bryophyta)

1. Ciri-ciri Bryophyta (lumut)
- Mempunyai akar berupa rhizoid. Akar, batang, dan daun tidak sejati.
- Pengangkutan air dan garam mineral berlangsung dari sel ke sel secara lambat.-
- Habitat di tempat lembab atau basah
- Mengalami metagenesis antara fase generatif (gametofit) dengan fase vegetatif (sporofit). Generasi gametofit membentuk tumbuhan lumut, sedangkan generasi sporofit membentuk sporongium.

2. Metagenesis Bryophyta (Lumut)
Tumbuhan tidak Berpembuluh: Lumut (Bryophyta)

3. Klasifikasi Bryophyta (lumut)
Tumbuhan lumut dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
a. Hepasticopsida (lumut hati)
- Bentuk tubuh lembaran, hidup menempel di atas permukaan tanah lembap atau terapung di atas air.
- Bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), sedangkan fase generatif dengan membentuk gametangia berupa anteredium dan arkegonium.
- Contoh: Marchantia polymorpha.

b. Anthocerotopsida (lumut tanduk)
- Memiliki sporofit berupa kapsul yang memanjang seperti tanduk dan mengandung kloroplas.
- Di dalam sporongium terdapat jaringan steril yang disebut kolumela.
- Contoh: Anthoceros laevis.

c. Bryopsida (lumut daun)
- Disebut lumut sejati karena sudah dapat dibedakan antara batang, daun, akar (rhizoid).
- Contoh: Sphagnum fimbriatum.

4. Peran Bryophyta (lumut)
a. Sebagai vegetasi perintis, karena dapat melapukkan batuan.
b. Marchantia polymorpha: sebagai obat hepatitis
c. Sphagnum fimbriatum: sebagai media tanaman, pembalut, dan sumber bahan bakar.

Friday, February 3, 2017

Kanekaragaman Hayati

Kanekaragaman Hayati

Kanekaragaman Hayati - Keanekaragaman hayati merujuk pada variasi genetik, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem yang ada di Bumi. Istilah ini mencakup semua bentuk kehidupan, termasuk tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme. Keanekaragaman hayati sangat penting karena memiliki peran kunci dalam menjaga kehidupan dan keseimbangan ekosistem.

1. Keanekaragaman Genetik:

Keanekaragaman genetik mengacu pada variasi dalam gen dan alel yang ada dalam suatu spesies. Gen adalah unit pewarisan yang membawa informasi genetik, sedangkan alel adalah bentuk alternatif dari suatu gen. Semakin besar variasi genetik dalam suatu spesies, semakin besar pula kemampuannya untuk beradaptasi dan bertahan hidup dalam menghadapi perubahan lingkungan. Keanekaragaman genetik dapat membantu spesies dalam melawan penyakit, mengatasi perubahan iklim, dan menghadapi tekanan lingkungan lainnya.

2. Keanekaragaman Spesies:

Keanekaragaman spesies mencakup jumlah spesies yang ada di suatu daerah atau lingkungan tertentu. Setiap spesies memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam ekosistem. Semakin banyak spesies yang ada, semakin kompleks interaksi ekologis antara organisme tersebut. Keanekaragaman spesies juga berkontribusi pada produktivitas ekosistem, siklus nutrisi, dan stabilitas ekosistem. Jika keanekaragaman spesies menurun, ekosistem menjadi lebih rentan terhadap perubahan dan gangguan.

3. Keanekaragaman Ekosistem:

Keanekaragaman ekosistem mencerminkan variasi ekosistem yang ada di suatu wilayah. Ekosistem adalah suatu sistem yang terdiri dari organisme hidup dan komponen abiotik (non-hidup) yang berinteraksi satu sama lain. Setiap ekosistem memiliki kondisi lingkungan yang unik, seperti iklim, topografi, jenis tanah, dan ketersediaan air. Keanekaragaman ekosistem mencakup berbagai tipe habitat, seperti hutan, hutan rawa, padang rumput, terumbu karang, dan lainnya. Masing-masing ekosistem memiliki spesies-spesies yang khas dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan tersebut.

Keanekaragaman hayati memiliki nilai intrinsik, estetika, ekonomi, dan ekologis. Secara intrinsik, setiap spesies memiliki nilai eksistensial dan hak untuk bertahan hidup. Secara estetika, keberagaman bentuk kehidupan memberikan keindahan dan keajaiban alam yang mempesona. Secara ekonomi, keanekaragaman hayati memberikan sumber daya alam, seperti makanan, obat-obatan, bahan bangunan, dan energi. Secara ekologis, keanekaragaman hayati merupakan fondasi ekosistem yang berperan dalam menjaga keseimbangan ekologi, siklus nutrisi, dan regenerasi alam.

Penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati melalui upaya konservasi dan perlindungan habitat, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, serta kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem yang sehat. Hanya dengan menjaga keanekaragaman hayati, kita dapat melindungi masa depan kehidupan di Bumi dan memastikan keberlanjutan ekosistem bagi generasi mendatang.

Fungi (Jamur)

A. Ciri-ciri Fungi
- Bersifat eukariotik, ada yang uniseluler dan multiseluler.
-Tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifa heterotrof.
- Dinding sel tersusund ari zat kitin.
- Tubuh tersusun dari hifa. Jaringan hifa membentuk anyaman yang disebut miselium.
- Reproduksi vegetatif dengan membentuk spora sedangkan generatif dengan konjugasi.

B. Klasifikasi Fungi
Berdasarkan cara reproduksi, fungi dikelompokkan menjadi 4 divisi
1. Zygomycota, memiliki ciri:
- Bersifat multiseluler.
- Memiiki hifa senositik (tidak bersekat).
- Reproduksi generatif menggunakan zigospora, yang menghasilkan zigosporangium,
- Memiliki haustoria.
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah sebagai berikut.
  • Beauveria bassiana - Parasit pada wereng
  • Mucor hiemalis - Fermentasi susu kedelai
  • Rhizopus oligosporus - Membuat Tempe.
  • Rhizopus nigricans - Menghasilkan asam furamat

2. Ascomycota, memiliki ciri:
- Bersifat uniseluler dan multiseluler.
- Memiliki hifa bersekat, dan berinti banyak.
- Reproduksi generatif mengguanakan askospora.
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Ascomycota adalah sebagai berikut.
  • Apergillus oryzae - Pembuatan sake
  • Apergillus wentii - Pembuatan kecap
  • Apergillus  flavus - Penghasil racun
  • Pencicillium notatum, dan Pencicillium chrysogenum - Penghasil antibiotik penisilin.
  • Pencicillium camemberti - Pengharum keju
  • Saccharomyces cerevisiae (ragi) - Pembuatan roti dan tapai
  • Trichoderma sp. - Protein sel tunggal

3. Basidiomycota, memiliki ciri:
- Bersifat multiseluler, kebanyakan berukuran makroskopik.
- Memiliki hifa bersekat. Hiva vegetatif mempunyai satu inti haploid.
- Mempunyai basidiokarp dan badan buah berbentuk seperti payung.
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota adalah sebagai berikut.
  • Amanita muscaria, Amanita virosa - Sumber racun mematikan
  • Auricularia polytricha (jamur kuping) - sumber makanan
  • Pleurotus sp (jamur kayu) -  sumber makanan
  • Volvariella volvacea (jamur merang) - sumber makanan
  • Puccina graminis (jamur karat) - Parasit tanaman gandum
  • Ustilago maydis (jamur api) - Parasit tanaman jagung
4. Deuteromycotina, memliki ciri:
- Bersifar multiseluler.
- Memiliki hifa bersekat dan berinti banyak.
- Merupakan jamur imperfecti (jamur tidak sempurna).
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Deutreromycotina adalah sebagai berikut.
  • Monilia sitophila - Membuat oncom
  • Epidermophyton fluocosum - Penyebab penyakit kaki atlet manusia
  • Tinea versicolor - Penyebab penyakit panu. 

C. Simbiosis Fungi
1. Lichenes (lumut kerak)
- Merupaan simbiosis antara jamur (Ascomycota dan basidiomycita) dengan alga hijau atau alga biru.
- Tubuh bertalus dan memiliki miselum.
Peranan Lichenes:
- Sebagai perintis yang membantu dalam proses pelapukan bebatuan.
- Sebagai indikator pencemaran udara.

2. Mikoriza
- Merupakan simbiosis antara jamur (Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota).
- Berdasarkan kedalaman jaringan tumbuhan yang digunakan, Mikoriza dibedakan menjadi:
a. Ektomikoriza, adalah jamur yan menempel pada ujung-ujung akar tanaman tinggi.
b. Endomikoriza, adalah jamur yang hifanya masuk ke dalam jaringan akar secara intraseluler, sehingga akar tidak mengalami perubuhan

Protista Mirip Jamur

Protista Mirip Jamur
Protista mirip jamur merupakan spesies yang berada dalam kingdom protista tetapi memiliki kemiripan dengan jamur. Kemiripannya dengan jamur ditinjau dari ciri-ciri yang dimiliki serta proses fisiologinya. Salah satu protista mirip jamur diantaranya jemur lendir. Kelompok jamur lendir dan jamur air dimasukkan dalam kingdom protista. Kelompok ini memiliki ciri-ciri aktif seperti Amoeba yang akan berkembang menjadi fase multiseluler dan akan menghasilkan spora.

Protista mirip jamu dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Myxomycota (jamur lendir tidak bersekat), memiliki ciri:
- Tubuh tidak bersekat.
- Reproduksi aseksual menyerupai amuboid secara seksual dengan membentuk sporangium.
- Habitat di hutan basah, batang kayu yang busuk, tanah lembap, dan sampah.
contoh: Physarum sp., Fuligo, dan Tubifera.

2. Acrasiomycota (Jamur lendir bersekat), memiliki ciri:
- Tubuh bersekat.
- Reproduksi aseksual menyeupai amuboid, secara seksual dengan membentuk sporangium.
contoh: Acrasis sp., dan Discoideum sp.

3. Oomycota (jamur air), memiliki ciri:
- Tubuh berupa hifa dan tidak besekat.
- Reproduksi aseksual membentuk zoospora berflagel untuk berenang, sedangkan seksual membentuk oospora.
- Dinding sel dari selulosa
-Habitat di akuatik dan terestial.
Contoh: Phytophthora faber, Phytophthora infestans, dan Saproglegnia pamitic.

Anabolisme: Fotosintesis

Anabolisme: Fotosintesis
Fotosintesis (foton= cahaya, sintesis= penyusunan) adalah reaksi penyusunan senyawa-senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks organik dengan menggunakan energi dari cahaya.

Senyawa sederhana yang dibutuhkan berupa zat anorganik, yaitu karbon dioksida (CO2), air (H2O), dan garam-garam mineral yang terlarut. Sementara itu, senyawa yang dihasilkan berupa glukosa, oksigen, dan  air. Energi cahaya dapat berasal dari sinar matahari atau cahaya lain yang memiliki intensitas setingkat dengan sinar matahari.

Fotosintesis dilakukan oleh organisme fotoautotrof, misalnya tumbuhan - tumbuhan hijau, bakteri berklorofil, dan bakteri ungu. Reaksi fotosintesis secara sedergana dituliskan sebagai berikut.
Reaksi Fotosintesis

Thursday, January 26, 2017

Protista Mirip Hewan (Protozoa)

Protista Mirip Hewan (Protozoa) adalah  organisme seluler yang bersifat eukariotik dengan tidak memiliki dinding sel dan heterotrof serta dapat bergerak (motil).
A. Ciri-ciri Protozoa
  1.  Organisme uniseluler (bersel satu )
  2.  Bersifat eukariotik (memiliki inti sel yang terbungkus oleh membran) 
  3.  Tidak memiliki dinding sel
  4.  Heterotrof (umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri)
  5.  Hidup dengan sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni)
  6.  Hidup bebas secara parasit, bebas, dan sporofit
  7.  Memiliki alat gerak yang berupa silia, flagela dan pseudopodia
  8.  Memiliki ukuran tubuh sekitar 100-300 mikron
  9.  Bergerak aktif (motil)
  10. Habitat di tempat berair, seperti selokan, sawah, parit, atau sungai.
  11. Pada lingkungan buruk, Protoza membentuk Sista.
  12. Reproduksi seksual dengan konjugasi dan reproduksi aseksual dengan membelah diri
B. Klasifikasi Protozoa
Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi:
a. Rhizopoda (Sarcodina) merupakan jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu), memiliki ciri-ciri:
1) Bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu)
2) Sitoplasma terdiri dari ektoplasma dan endoplasma
3) Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner
4) Memiliki vakuola makanan dan vakuola kontraktil
 Contoh:
1) Amoeba proteus, merupakan pemangsa bakteri
2) Entamoeba dysentriae, menyebabkan penyakit disentri
3) Foraminifera, memiliki  kerangka luar dari zat kapur. Cangkangnya digunakan untuk menunjukkan sumber minyak bumi
4) Radiolaria, mempunyai kerangka luar dari zat kersik. Digunakan bahan penggosok dan bahan peledak

b. Flagellata (Mastigophora) merupakan jenis protozoa yang bergerak dengan flagela (bulu cambuk), memiliki ciri-ciri:
1) Bergerak dengan flagela (bulu cambuk).
2) Memiliki stigma (bintik mata).
3) Reproduksi aseksual dengan membelah diri.
Berdasarkan ada tidaknya klorofil, flagellata dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Fitoflagellata, mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai kromatofora.
Contoh:
- Euglena viridis: mempunyai klorofil.
- Euglena sanguinea: mempunyai pigmen fikoeritrin (merah).
b) zooflagellata/Dinoflagellata, tidak mempunyai klorofil sehingga hidup heterotrof.
Contoh:
- Trypanosoma evansi: menyebabkan penyakit sura pada ternak.
- Trypanosoma cruzi: parasit pada manusia menyebabkan anemia.
- Trypanosoma gambiense: penyebab penyakit tidur pada manusia.
- Leishmania donovani: penyebab penyakit kalaazar (demam dan anemia).

c. Cilliata (Cilliophora) merupakan jenis protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar), memiliki ciri-ciri:
1) Bergerak dengan cillia (bulu getar) yang menutup seluruh permukaan tubuhnya.
2) Ada yang memiliki dua inti, yaitu mikronukleus dan makronukleus.
3) Memiliki celah mulut yang berakhir pada vakuola makanan
4) Berkembangbiak secara seksual dengan konjugasi,dan aseksual dengan pembelahan biner.
Contoh:
- Paramecium caudatum: hidup bebas di air tawar
- Didinium: merupakan predator dari Paramecium.
- Balantidium coli: hidup pada usus manusia, menyebabkan gangguan perut (balantidiosis).

d. Sporozoa merupakan jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak, memiliki ciri-ciri:
1) Tidak mempunyai alat gerak.
2) Hidup parasit.
3) Reproduksi aseksual dengan membelah diri.
contoh:
- Plasmodium vivax: penyebab malaria tertiana, dengan gejala demam (masa sporulasi) timbul setial 48 jam sekali.
- Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana, dengan gejala demam (masa sporulasi) timbul setiap 72 jam sekali.
- Plasmodium ovale: penyebab malaria ovale tertiana, dengan gejala mirop dengan malaria tertiana tetapi lebih ringan.
- Plasmodium falciparum: penyebab malaria tropikana, dengan gejala demam (masa sporulasi) timbul pada wakti yang tidak tentu.

Wednesday, January 25, 2017

Jenis-jenis Mikroskop Elektron

Jenis-jenis Mikroskop ElektronJenis-jenis Mikroskop Elektron - Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.

Ada banyak macam mikroskop elektron dengan cara kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan saat ini.

1. Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)
A. Pengertian
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar.

B. Cara kerja
Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron ini.
Adanya persyaratan bahwa “obyek pengamatan harus setipis mungkin” ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.

C. Preparasi sediaan
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut :
1) melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida.

2) pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak untuk diamati.

3) pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam berat seperti uranium dan timbal.

2. Mikroskop Pemindai Transmisi Elektron (STEM)
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM).Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.

3. Mikroskop Pemindai Elektron (SEM)
A. Pengertian
Mikroskop pemindai elektron (SEM) adalah mikroskop yang digunakan untuk studi detail arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi.

B. Cara kerja
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT(cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.

C. Preparasi sediaan
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut :
1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau osmium tetroksida.
2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan.
3. pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam mulia seperti emas dan platina.

4. Mikroskop Pemindai Lingkungan Elektron (ESEM)
Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM.
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detail tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.

A. Cara kerja
Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan penumpukan elektron (charging) di permukaan obyek, dengan membuat suasana dalam ruang sample tidak vakum tetapi diisi dengan sedikit gas yang akan mengantarkan muatan positif ke permukaan obyek, sehingga penumpukan elektron dapat dihindari.

Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron dipercepat dan ruangfilamen di mana elektron yang dihasilkan memerlukan tingkat vakum yang tinggi. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memisahkan sistem pompa vakum ruang obyek dan ruang kolom serta filamen, dengan menggunakan sistem pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya kemudian dipasang satu atau lebih piringan logamplatina yang biasa disebut (aperture) berlubang dengan diameter antara 200 hingga 500 mikrometer yang digunakan hanyauntuk melewatkan elektron , sementara tingkat kevakuman yang berbeda dari tiap ruangan tetap terjaga.

B. Teknik pembuatan preparat yang digunakan pada mikroskop elektron
Materi yang akan dijadikan objek pemantauan dengan menggunakan mikroskop elektron ini harus diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu sampel yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai preparat pada mikroskop elektron.

Teknik yang digunakan dalam pembuatan preparat ada berbagai macam tergantung pada spesimen dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain :

1) Kriofiksasi yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan teknik pembekuan spesimen dengan cepat yang menggunakan nitrogen cair ataupunhelium cair, dimana air yang ada akan membentuk kristal-kristal yang menyerupai kaca. Suatu bidang ilmu yang disebut mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron microscopy) telah dikembangkan berdasarkan tehnik ini. Dengan pengembangan dari Mikroskopi cryo-elektron dari potongan menyerupai kaca (vitreous) atau disebut cryo-electron microscopy of vitreous sections (CEMOVIS), maka sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan penelitian secara virtual terhadap specimen biologi dalam keadaan aslinya.

2) Fiksasi – yaitu suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik (seperti kenyataannya ) dengan menggunakan glutaraldehiddan osmium tetroksida.

3) Dehidrasi – yaitu suatu metode persiapan dengan cara menggantikan air dengan bahan pelarut organik seperti misalnya ethanol atau aceton.

4) Penanaman (Embedding) – yaitu suatu metode persiapan dengan cara menginfiltrasi jaringan dengan resin seperti misalnya araldit atau epoksi untuk pemisahan bagian.

5) Pembelahan (Sectioning)- yaitu suatu metode persiapan untuk mendapatkan potongan tipis dari spesimen sehingga menjadikannya semi transparanterhadap elektron. Pemotongan ini bisa dilakukan dengan ultramicrotomedengan menggunakan pisau berlian untuk menghasilkan potongan yang tipis sekali. Pisau kaca juga biasa digunakan oleh karena harganya lebih murah.

6) Pewarnaan (Staining) – yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan metal berat seperti timah, uranium, atau tungsten untuk menguraikan elektron gambar sehingga menghasilkan kontras antara struktur yang berlainan di mana khususnya materi biologikal banyak yang warnanya nyaris transparan terhadap elektron (objek fase lemah).

7) Pembekuan fraktur (Freeze-fracture) – yaitu suatu metode persiapan yang biasanya digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau sel segar didinginkan dengan cepat (cryofixed) kemudian dipatah-patahkan atau dengan menggunakan microtome sewaktu masih berada dalam keadaan suhu nitrogen ( hingga mencapai -100% Celsius).

8) Patahan beku tersebut lalu diuapi dengan uap platinum atau emas dengan sudut 45 derajat pada sebuah alat evaporator en:evaporator tekanan tinggi.

9) Ion Beam Milling – yaitu suatu metode mempersiapkan sebuah sampel hingga menjadi transparan terhadap elektron dengan menggunakan cara pembakaranion( biasanya digunakan argon) pada permukaan dari suatu sudut hingga memercikkan material dari permukaannya. Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini adalah metode berikutnya adalah metodeFocused ion beam milling, dimana galium ion digunakan untuk menghasilkan selaput elektron transparan pada suatu bagian spesifik pada sampel.

10) Pelapisan konduktif (Conductive Coating) – yaitu suatu metode mempersiapkan lapisan ultra tipis dari suatu material electrically-conducting . Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi dari medan elektrik statis pada spesimen sehubungan dengan elektron irradiasi sewaktu proses penggambaran sampel. Beberapa bahan pelapis termasuk emas, palladium(emas putih), platinum, tungsten, graphite dan lain-lain, secara khusus sangatlah penting bagi penelitian spesimen dengan SEM.

Patahan beku tersebut lalu diuapi dengan uap platinum atau emas dengan sudut 45 derajat pada sebuah alat evaporator en:evaporator tekanan tinggi.

11) Ion Beam Milling – yaitu suatu metode mempersiapkan sebuah sampel hingga menjadi transparan terhadap elektron dengan menggunakan cara pembakaranion( biasanya digunakan argon) pada permukaan dari suatu sudut hingga memercikkan material dari permukaannya. Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini adalah metode berikutnya adalah metodeFocused ion beam milling, dimana galium ion digunakan untuk menghasilkan selaput elektron transparan pada suatu bagian spesifik pada sampel.

12) Pelapisan konduktif (Conductive Coating) – yaitu suatu metode mempersiapkan lapisan ultra tipis dari suatu material electrically-conducting . Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi dari medan elektrik statis pada spesimen sehubungan dengan elektron irradiasi sewaktu proses penggambaran sampel. Beberapa bahan pelapis termasuk emas, palladium(emas putih), platinum, tungsten, graphite dan lain-lain, secara khusus sangatlah penting bagi penelitian spesimen dengan SEM.

5. Mikroskop Refleksi Elektron (REM)
Reflection Electron Microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa dengan cara kerja TEM, namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum – RHELS)

6. Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM)
Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, dan digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet.

A. Pembuatan film dengan mikroskop ESEM

Dengan melakukan penambahan peralatan video maka pengamat dapat melakukan pengamatan dengan mikroskop elektron secara terus menerus pada obyek yang hidup.

Sebuah perusahaan film dari Perancis bahkan berhasil merekam kehidupan makhluk kecil dan memfilmkannya secara nyata. Dari beberapa film yang dibuat, film berjudul Cannibal Mites memenangkan beberapa penghargaan di antaranya Edutainment Award (Jepang 1999), Best Scientific Photography Award (Perancis 1999), dan Grand Prix Best Popular and Informative Scientific Film (Perancis 1999). Film ini ditayangkan juga di stasiun televisi Zweites Deutsches Fernsehen Jerman, Discovery Channel di AS dan Britania Raya. Kini perusahaan yang sama tengah menggarap film seri berjudul “Fly Wars” yang rata-rata memakai sekitar lima menit pengambilan gambar dengan ESEM Pada film tersebut dapat dilihat dengan detail setiap lembar bulu yang dimiliki lalat dalam pertempurannya.


Monday, January 23, 2017

Pengertian Ekologi

Pengertian Ekologi - Pada dasarnya istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu Oikos; Rumah atau Rumah Tangga  dan Logos; Ilmu. Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernest Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh sebelurmya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar.

Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.

Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.

Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya.

Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem.
Ekologi dikaitkan hanya dengan 6 (enam) level organisasi, yaitu: organisme (individu), populasi, komunitas, ekosistem (ecology system ), sosio-ekosistem dan ekosfer atau biosfer.
1. Organisme (individu) adalah  Kesatuan genetik yang sama.
Contoh :
  1.  Seekor ayam
  2.  Seekor itik
  3.  Seekor kucing
  4.  Sebatang pohon mangga
  5.  Sebatang pohon kelapa
  6.  Sebatang pohon kedondong.

2. Populasi adalah kelompok individu yang sejenis, yang dapat mengadakan interbreeding dan menempati area tertentu, pada waktu tertentu
 Contoh :
  1.  Populasi ikan mas
  2.  Populasi sapi
  3.  Populasi bunga asoka
  4.  Populasi ayam

3. Komunitas adalah kelompok organisme yang terdiri atas sejumlah jenis yang berbeda, yang secara bersama-sama menempati habitat atau area yang sama, dan terjadi interaksi melalui hubungan trofik dan spatial.
Contoh :
1. Komunitas sawah
Karena didalamnya terdapat berbagai macam populasi padi, katak, tikus, keong, walangsangit, capung, dan lain sebagainya.

4. Ekosistem adalah komunitas alami yang berinteraksi satu sama lain, dengan faktor fisik dan kemis seperti energi matahari, temperatur udara, angin, kelembaban udara, air, tanah, dan sebagainya. Ekosistem juga didefinisikan sebagai unit fungsional yang meliputi komponen biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia) dan komponen abiotik (lingkungan fisiko-kemis) dari area spesifik. Oleh karena itu, untuk menyebutkan suatu ekosistem harus disebutkan juga area spesifiknya.
Contoh :
1. Ekosistem kebun.
Karena di dalamnya terdapat komunitas umbi-umbian, komunitas hewan ternak, komunitas buah, komunitas unggas, komunitas petani, dan lain-lain.


5. Sosio-Ekosistem adalah  lingkungan masyarakat; tingkat organisasi yang lebih tinggi dalam ekosistem.
1. Gotong Royong
Di sini terjadi interaksi yang sangat besar antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Karena terdapat berbagai macam ekosistem, komunitas, pupulasi dan individu yang saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga interaksi antara manusia dengan manusia, Manusia dengan lingkungan terjadi secara kompleks di tempat dan waktu yang sama pula.


6. Ekosfer/biosfer adalah bagian bumi tempat semua organisme hidup berada dan berinteraksi; atau bagian bumi dan atmosfer yang dapat menunjang kehidupan organisme. Ekosfer terdiri atas: atmosfer (udara), hidrosfer (perairan/ lautan), dan lithosfer (daratan/ tanah)

Artikel terkait
1.  Macam-macam Piramida Ekologi

Lihat Juga

Jelaskan mekanisme konjugasi pada Spirogyra

Konjugasi adalah salah satu bentuk reproduksi seksual yang ditemukan pada Spirogyra, yang merupakan salah satu jenis ganggang hijau filamen ...

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "